Kawasan rumah Lembaga Adat di KM 11 yang dulunya dimanfaatkan oleh para muda-mudi sebagai tempat latihan atau seminar kegiatan kepramukaan kini justru berubah alih menjadi tempat ngumpulnya muda-mudi di malam hari. Tak jarang warga sekitar melihat pasangan muda-mudi sering nongkrong ditempat tersebut baik sore maupun malam hari. Bagaimana kondisinya? Berikut ulasan Radar Tebo.
“Dalam sebulan terakhirko memang ado nianlah budak bujang gadis main ketempat tu, kalo malam kadang-kadang dak sengajo adolah tetengok motor nan lalu didekat gedung yang kiniko lah betinggalan tu, sebelumnyo gedung tu jugo ado penunggunyo tapi dak tau apo sebab kini dak lagi di tunggu,” kata salah satu warga yang namanya tidak mau dipublikasikan Radar Tebo Kamis (04/8) kemarin.
Lanjutnya, semenjak gedung lembaga adat tersebut tidak lagi di huni kondisinya sangat memperihatinkan, selain semak belukar yang mulai meninggi gedung tersbeut juga terlihat kian tidak terurus dan pada akhirnya dijadikan sebagai tempat memadu kasih para muda-mudi yang sedang ‘gatal tanduknya’.
Senada dikatakan Novpriadi salah satu pemuda yang pernah menjaga gedung tersebut, semenjak gedung tersebut tidak lagi dihuni kondisinya kian tidak terawat dan sangat memprihatinkan, padahal jika dilihat dari keberadaanya gedung lembaga adat ini sangat memiliki potensi dan peranan yang besar terhadap proses pengembangan bakat muda-mudi melalui ranah kepramukaan atau budaya.
“Sekarang kita lihat gedung tersebut justru sering dijadikan sebagai tempatnya muda-mudi berpacaran seperti yang dikeluhkan warga sekitar, padahal jika diurus dan dirawat tempat tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan kepramukaan atau juga sebagai tempat diskusi maupun seminar budaya,jujur saya sangat prihatin dengan kondisi tersebut namun untuk menanggulanginya tak ada daya,” ujar Novpriadi kemarin.
Lembaga Adat dengan bangunannya yang klasik dan unik memang menjadi daya tarik tersendiri bagi pelajar maupun muda-mudi untuk mendatanginya, dan jika dijadikan sbegai pusat kebudayaan tentunya akan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap upaya mengantisipasi pudarnya budaya remaja maupun kebudayaan kabupaten seentak galah serengkuh dayung ini.
“Kita berharap Pemerintah Kabupaten Tebo tidak tinggal diam terhadap persoalan yang terlihat sepele ini, sebab jika ini dibiarkan maka para muda-mudi malah keenakan dan leluasa untuk bersuka ria bersama pasangannya di gedung lembaga adat tersebut, setidaknya gedung tersebut diupayakan penjaga dan perawatnya,” terangnya.
Warga sekitar juga berharap gedung tersebut segera di huni dan diberi penjaga atau perawatnya agar kedepannya tidak menjadi alih fungsi sebagai tempat maksiat muda-mudi, warga khawatir perbuatan asusila yang dilakukan didaerah mereka dapat berdampak terhadap kehidupan mereka sebagai manusia yang mengaku memiliki tuhan dan adab kehidupan sosial.(*)