Entri Populer

3.11.11

DRAMA SINGKAT MENGGETIRKAN...

Dalam Kegelapan yang menggulung sudut – sudut riwayat petang, dengan langkah gontai terseok – seok menuju seberkas cahaya, menatap tajam penuh ketakutan, berlari dan berlari hingga peluh menjadi jas dingin malam. ketenangan yang dulu menjadi tirai – tirai pelataran hati, kini tlah hilang terbawa angin dalam suram yang entah dimana ujungnya. 

Menangis tiada guna, berbuat tiada mampu, diam termangu hati dalam langkah yang tiada pasti. jubah sutra dan sepatu kulit hewan langka hanya menjadi sebuah simbol kebuasan belaka.
 
Wajahnya yang dulu penuh ambisi, penuh semangat pancarkan cahaya untuk mencahayai sosok – sosok lemah dan bodoh kini kian menyurut, dia kehilangan, dia sendiri terbawa dalam arus kegelapan meski ia tak sadari. terbaca wajah bangga dan puas disudut keseharian, namun gejolak menakutkan  bergemuruh, mengekang erat dalam jiwa yang sombong dan angkuh, serasa kelu mereka menatapnya,tapi tiada daya. aku sebadan tubuh yang bingung kian larut dalam kebencian, namun aku tiada beda dengan sosok – sosok mereka yang makan janji dan sumpah batu perak bercahayanya.


Waktu terus bergulir,anak adam kian bertambah bersama bekas – bekas jejalan tangan tak bertanggungjawab, bumi dulu nan permai semakin terasa sempit dan sesak, beben kian banyak menimpa, semua seakan berebut ingin keluar dari perutnya yang dulu tenang dan permai. kata – kata kini menjadi hiasan disetiap sudut, mereka sebagian suka, sebagian resah. entah tuntutan zaman entah kebodohan entah kehilangan akal, aku,mereka, menjadi bulan – bulanan dia dalam kebuasannya.

Ttak satupun mengecam kebahagiaan, kebahagiaan hanya terasa bila berada dan mendekatkan diri kepadan-Nya. jika malam berganti siang, keterasingan, kesakitan, kembali mencacak dipunggung yang tak berdaya ini. manis sunggingan senyum dibibirnya tak membuat hati kelu menjadi senang.

Satu,dua, tiga fenomena menumpuk menjadi sampah yang membusuk, sejarah terus mencatat, kegetiran tiada berakhir. entah kapan drama singkat yang menggelapkan mata hati ini berakhir, dan entah tokoh seperti apa lagi yang menambah kesan kebuasan dalam riwayat yang menunggu amukan Alam penuh kesal dan kebencian, hari semakin terasa tak berarti lagi…….

Pengikut