Entri Populer

10.7.11

PENJUALAN KONDOM DISOAL

Terkait Pergaulan Bebas Remaja dan Pelajar Tebo

MUARA TEBO-Meningkatnya Kekhawatiran Orangtu terhadap perkembangan Gaya hidup bebas remaja tampak menjadi polemik yang kian tak berujung, kini penjualan Kondom di toko obat atau apotek ikut menjadi pembicaraan.

”Seharunya, para penyedia kondom lebih selektif untuk menjual barang dagangannya. Bukan masalah untung semata yang dipikirkan, melainkan masa depan anak muda itu lebih penting. Jadi tolong, jangan melayani pembeli dari kalangan pelajar dan remaja” tukas Khaidir warga Rt.03 Simpang Lima Muara Tebo kepada Radar Tebo kemarin(05/7).

Tidak setujunya khaidir dengan penjualan kondom secara bebas memiliki alasan. Salah satunya untuk mengurangi angka seks bebas di kalangan pelajar, meski  dia sendiri mengaku belum tahu pasti berapa angka penganut seks bebas di kalangan pelajar Kabupaten Tebo.

Namun, tidak menutup kemungkinan banyak Pelajar Kabupaten Tebo yang sudah terpengaruh dengan dunia seks bebas. Dan dalam hal ini khaidir berharap dukungan semua elemen masyarakat untuk ikut mensyiarkan imbauan larangan penjualanan kondom kepada pelajar tersebut.

”Orang tua khusunya, kami berharap untuk memperketat pengawasan terhadap anak-anaknya, jadi smeua elemen harus ikut terlibat dalam rangka menekan kenakalan remeja berupa seks bebas yang bermula dari gaya hidup bebas diantara sesame mereka ini," tegas Abdullah Mahidin Ketua MUI Tebo lagi.

Lanjut Khaidir pula, penjualan kondom di kota Tebo ini memang terlihat mulai sangat bebas, tanpa melihat status pembeli. Kondom itu dengan sangat mudah didapat oleh semua golongan. Penjualannya juga tidak hanya di Apotek dan kios obat juga menyediakan alat kontrasepsi berbahan karet tipis itu.

“Jika ini dibiarkan oleh Pemerintah tanpa ada upaya dan pemikiran untuk menertibkannya, dan mencari solusi bagaimana agar pelajar maupun remaja, khususnya bagi insan yang belum berkeluarga dilarang membeli kondom, khawatir kedepannya akan memici meningkatnya gaya hidup bebas yang mengarah kepada seks bebas dikalanagan remaja tanpa khawatir hamil lagi,” ujarnya pula.

Sementara itu, Supri salah satu pemilik Apoteker di Kota Kabupaten Tebo mengatakan bahwa jika usai Ujian Nasional atau menjelang hari Valentine maka remaja atau pelajar berseragam kerap menanyakan Kondom untuk dibeli.

“Minat pelajar membeli kondom dengan mengenakan seragam sekolah ini memang sering terjadi pada musim-musim tertentu, tapi khususnya ditempat saya mereka tidak kita perkenankan membeli Alat kontrasepsi ini, dan saya juga berpesan kepada semua karayawan disini untuk memperhatikan apakah  pembeli Alat Kontrasepsi seperti Kondom ini sudah berkeluarga atau belum,”jelasnya.

Diakui sangatlah sulit bagi penyedia Alat Kontrasepsi karet tipis ini untuk memilah pembelinya, karena jika diperhatikan di Kabupaten Tebo terkadang usia remaja pada umumnya di desa-desa sudah menikah, sehingga sulit membedakan mana yang pelajar ataupun masih single dan mana yang sudah menikah.

“Kita sangat berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Tebo dan para wakil rakyat DPRD Tebo juga ikut andil mencari solusi terkait maraknya gaya hidup bebas dikalangan pelajar dan remaja tebo ini,terutama tentang bagaimana cara menertibkan penjualan Kondom yang seharusnya khusus bagi orang berkeluarga ini,”pinta Khaidir.

Sementara itu, Khaidir mengaku juga sering mendapatkan laporan dari warga yang sengaja datang mengadu bahwa kerap sekali menemukan Kondom yang berisi sperma dibeberapa tempat seperti Tanggo Rajo, Terminal Tebo, dan Jembatan Penampuyan Bungkal, bahkan dibeberapa kebun warga sekitar Sawah Tiga.

Pengikut