Entri Populer

28.11.11

55 Rumah Di Lubuk Madrasah Terendam Banjir


TINGGINYA curah hujan di Kabupaten Tebo, membuat debit air dialiran Sungai Ketalo yang berada di Desa Lubuk Mandrasah, Kecamatan Tengah Ilir, meluap. Selain dari tingginya curah hujan, banjir ini diduga disebabkan kurangnya daerah resapan air dan air kiriman dari Hulu Sungai Ketalo. 

Akibatnya, dari luapan air ini sedikitnya telah merendam 55 rumah warga yang berada di RT 01 dan RT 02 Dusun Lubuk Punggur. 

Pada tanggal 28 Nopember, ketinggian air mencapai 2 meter. Selain merendam rumah warga, banjir juga merendam ratusan hektare kebun milik warga dan menutup akses jalan menuju dusun lainya.

Dikatakan warga setempat Sutardi (31), warga RT 01 mengatakan, banjir ini sudah terjadi sejak Sabtu (26/11) lalu. Dia mengatakan, saat pertama kali banjir, ketinggian air mencapai 2 meter, sebagian besar rumah-rumah warga tergenang air, banjir yang melanda tersebut mengakibatkan dirinya bersama dengan warga lainya terpaksa mengungsi ke daerah yang lebih aman.

“Sudah empat hari ini dusun kami terendam banjir, dan kami terpaksa mengungsi ke daerah lain yang lebih tinggi,” terang Sutardi.

Dia menjelaskan, kondisi dusun saat ini semakin parah. Selain merendam rumah, kebun dan ternak warga, banjir juga menggenangi fasilitas umum, seperti SDN 169 yang berada dipinggiran Sungai Ketalo. Dengan ketinggian satu meter dari lantai sekolah yang membuat aktivitas belajar mengajar terpaksa diliburkan.

Selain menyebabkan puluhan rumah warga terendam, banjir ini juga menyebabkan sarana tranpsortasi jalan utama menuju kedusun lainya ikut tergenang.

Akibatnya, aktivitas menuju kedusun dan desa tetangga menjadi lumpuh total.

Banjir yang terjadi di Dusun Lubuk Punggur ini sudah sering terjadi, karna kondisi dusun tersebut berada di alur Sungai Ketalo, sehingga ketika air meluap langsung menggenangi rumah-rumah penduduk.

Apakah sudah ada bantuan dari pemerintah, dia mengaku hingga saat ini belum ada bantuan yang mengalir. “Sampai kini belum ada bantuan yang kami terima,” jawabnya.

Disisi lain, dampak dari banjir tersebut selama empat hari, siswa terpaksa diliburkan. “Sudah empat hari sejak banjir kemarin, sekolah diliburkan. Karena memang tidak bisa menjalankan aktivitas belajar mengajar,” sambung Patini, Guru SDN 169.

Dijelaskannya, seluruh bagian sekolah terendam air sejak empat hari lalu akibat hujan deras yang mengguyur Kabupaten Tebo beberapa hari terakhir. Dia berharap air kembali surut sehingga murid segera dapat melanjutkan kegiatan belajar seperti biasanya. “Kemarin, air sudah mulai surut, mudah–mudahan besok mulai kering,” harapnya.

Pengikut