Entri Populer

21.6.11

Nama Dusun Tuo Berkaitan Dengan Nama Empat Sungai

Menyingkap Tirai Legenda dari Desa Tuo Sumay Kecamatan Sumay
Nama Dusun Tuo Berkaitan Dengan Nama Empat Sungai

Desa Dusun Tuo Sumay bersebelahan dengan Desa Teriti yang sama-sama berada di Kecamatan Sumay. Untuk sampai ke Desa Tuo Sumay Radar Tebo harus menyeberangi sungai Batanghari melalui penyebrangan Teriti. Penyebrangan itu menghubungkan Teriti dan desa Teluk Singkawang.

Memakan waktu yang agak lama bila dibandingkan dengan menggunakan penyebrangan jembatan layaknya yang kita temui di kecamatan lain. Meskipun demikian bukanlah halangan bagi warga setempat untuk hilir mudik antar desa dalam kesehariannya.

Dusun Tuo, nama tersebut seimbang dengan suasana desa yang terlihat masih tradisional, selain banyak dijumpai rumah panggung, sebagian jalan desapun tampak masih tanah, dan diimbangi dengan aspal yang kian rusak dimakan waktu.

Menyingkap tirai sejarah desa Tuo Sumay, Radar Tebo menemui beberapa petua-petua desa. Pada penelusuran Radar Tebo kali ini, yang menjadi nara sumber ialah M Yatin pria kelahiran 1943 di Dusun Tuo Sumay. Dia ialah merupakan tokoh adat yang disegani masyarakat dan dianggap tahu banyak hal tentang desa ini.

Sayo dapatkan cerito dari almarhum datuk Imam Fudin, beliau lahir di tanah dusun ko sekitar tahun 1890an, wafat tahun 199,” Yatin memulai menceritakan kisah legenda desa yang telah dihuninya bertahun-tahun itu kepada Radar Tebo (11/6) lalu.

Dengan hisapan dan hembusan rokok kretek Yatin terus bercerita. Dikisahkannya, asal mula desa ini disebut sebagai desa Tuo Sumay dimulai dari keberadaan empat sungai yang mengelilingi desa ini. Yaitu Sungai  Blangkai di sebelah hulu desa, Sungai Silurah sebelah hilir, Sungai Cendio sebelah darat, dan Sungai Sibabaju sebelah laut.

“Nah disungai Sibabaju kolah dulu mulonyo ado tigo bedulur nan hidup layaknyo kito,” tuturnya. Tempat yang terdapat disungai Babaju tersebut dikatakan warga sebagai ‘Talang Datuk’. Ditempat ini orang dulu kerap mencari Gading Gajah, dan ketiga lelaki yang dikenal sebagai moyang didaerah ini bernama Batu Kilir, yang dimasa hidupnya dikenal sebagai seorang saudagar, kemudian Nuh, sebagai Pedagang, serta Tenggalang si tukang tambang.

Sebagai bukti dari legenda tiga tokoh tersebut, saat ini masih dapat dijumpai salah satu makamnya, yaitu makam Batu Kilir. Menurut keyakinan warga, hingga kini batu nisannya masih ada dan terus berpindah-pindah dengan sendirinya.

Tuahnyo Batu nisan Batu Kilir tu, kalu nisannyo tesebut diundo-undo (dibawa, red) kemano-mano pastinyo bebalik pulak,” kata Yatin. Lalu bagaimana kaitan empat sungai tersebut dengan asal mula nama desa ini? Dilanjutkan Yatin, bahwa kata nenek mamak yang terdahulu, desa ini dikatakan sebagai Dusun Tuo karena keberadaan empat sungai tersebut membuat hamparan daratan sepanjang desa menjadi mengapung. Sehingga semakin dalam air sungai semakin tinggi pula desa tersebut mengapung.

“Desa ko kalu banjir besar, atau jugo aek dalam dak pernah nianlah tenggelam, seolah-olah mengapung,” ujarnya. Karena perihal tersebutlah pemukiman ini secara turun temurun disebut sebagai Dusun Tuo, dan kini secaro keseluruhan dikatakan pulal ah sebagai Desa Tuo Sumay.

Namun sayangnya disini yatin tidak bisa mengingat kapan tahun dari kisah tersebut.
Sementara itu, Firdaus yang mendamapingi Yatin juga angkat bicara, bahwa jika musim banjir atau ‘aek dalam’ maka dapat dibuktikan desa ini mengapung.

Dengan  berdiri ditepi Dusun Tuo yang tepatnya disebelah candi gedong jika melihat kearah desa Teluk Singkawang maka akan terlihat puncak Masjid Desa Teluk Singkawang tersebut. “Kalu hari biaso macam ko dak bakal nampak, tunggu be aek dalam, pasti teliat puncak masjid diseberang sano tu,” ujarnya.

Pengikut